Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Mengenali Kelainan Kaki Datar / Flat Foot

 Assalamualaikum, teman-teman!

Di kesempatan kali ini saya akan berbagi beberapa ilmu yang sempat saya dapatkan dari perkuliahan saya. Saya akan membahas tentang salah satu ketidak normalan yang jarang kita sadari pada tubuh kita. Kenapa saya membahas ini? Melihat selama saya mengukuti beberapa baksos masih banyak masyarakat yang belum mengerti dan menganggap sepele permasalahan ini. Penasaran? Baca sampai selesai, ya!

Kasus ini adalah pes planus / flat foot. Oke, kita belajar pelan-pelan, ya! Pertama apa itu flat foot? Jadi, flat foot (kaki datar) ini merupakan keadaan dimana telapak kaki tidak memiliki lengkung arcus. Pada umumnya, manusia normal akan memiliki lengkung arcus. Lengkung arcus sendiri memiliki fungsi sebagai shock absorber pada kaki. Lantas, bagaimana dengan yang tidak memiliki lengkung arcus? Apakah ini merupakan suatu penyakit? Dapatkah disembuhkan atau permanen?








1. Anatomical Foot

Arcus sendiri terbagi menjadi tiga bagian; medial longitudinal arcus, lateral longitudinal arcus dan arcus transversal. Dampak dari seseorang yang tidak memiliki lengkung arcus diantaranya; sering mengeluh sakit pada telapak kaki saat berjalan, ankle (pergelangan kaki) kurang stabil saat berlari, saat kaki akan mendarat ketika berjalan (heel strike phase) akan terjadi over pronation sehingga kaki tidak dapat menyerap getaran. Akibatnya penderita flat foot akan lebih berisiko mengalami cidera telapak kaki dan nyeri punggung. Terlebih lagi, kaki merupakan tempat dimana digunakan untuk menopang berat badan. Pastinya untuk penderita flat foot hal ini akan menambah tumpuan berat pada kaki. Itulah mengapa seseorang dengan kondisi ini sering mengeluh sakit pada permukaan kaki saat berjalan.

2. Footprint Test

Tuang teres bewarna atau pewarna makanan ke dalam baskom yang berisikan air tersebut. Celupkan kaki teman-teman beberapa detik (usahakan tercelup merata pada permukaan kaki). Letakkan kaki teman-teman di atas kertas hvs dengan menumpu pada satu kaki. Jika kaki teman-teman terlihat seperti gambar nomor I (dari kiri) maka kaki teman-teman normal. Jika terlihat seperti gambar nomor II dan III maka kaki teman-teman flat foot. Untuk gambar nomor IV, mengalami penurunan arcus dan melebar.

3. Penyebab dan Cara Mengoreksi

Dalam kasus rigid deformity sudah tidak dapat terkoreksi, yang mana disarankan untuk memakai biomechanic insole with arch support (seperti pada gambar). Atau kalau tidak mau repot, teman-teman bisa mensiasati dengan membeli sepatu yang memiliki lengkungan pada bagian dalam.

Fungsinya mengakomodasi atau memeratakan tumpuan berat badan pada kaki. Berbeda dengan kasus flat foot flexible deformity  yang masih bisa terkoreksi dengan memakai insole with arch support. Bagaimana cara mengetahuinya? Untuk teman-teman atau keluarga yang masih berusia 6-8 tahun terjadi pembentukan arcus (masih bisa terkoreksi). Pada usia 8-13 tahun lengkung arcus sudah tetap atau permanen (tidak bisa dikoreksi). Atau mungkin ada beberapa kasus teman-teman dulunya obesitas sehingga mengalami flat foot namun setelah turun berat badan atau menjalani terapi dapat sembuh. Hal seperti itu sangat jarang terjadi, bahkan hampir tidak ada. 

Oke teman-teman, semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita dalam kasus yang satu ini, ya! Kalau kalian punya adik atau keponakan bisa dicek juga seperti cara di atas agar terdeteksi secepatnya. 

Sekian dan terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca. Stay healthy, everyone!


Materi : 

1). Upper Limb Pathology-Elbow joint

2). Upper Limb Pathology-Wrist joint

3). Anatomy Amputation & Surgery

4). Cast Rectification AD Prosthetics

5). Kelainan Kongenital